Have an account?

Rabu, 17 Maret 2010

Pembunuh Pasutri Kabur ke Jawa

Rabu, 17 Maret 2010 , 08:19:00

KETAPANG—Sampai saat ini pelaku pembunuhan sadis yang terhadap pasangan suami-istri, Jenarim, 41 dan Wahdah 35, warga Desa Air Hitam Hulu, Kecamatan Kendawangan belum tertangkap. Diduga pelaku kabur ke pulau Jawa. Tim khusus terdiri dari petugas Polres Ketapang dan Polsek Kendawangan akan terus memburu meskipun tersangka lari ke ujung dunia “Kita akan berusaha menangkap pelaku ini, dalam waktu dekat ini kita akan berangkat ke Jawa. Tapi tempatnya tidak bisa kita sebutkan,” ungkap Kapolres Ketapang AKBP Badya Wijaya, ketika dihubungi via telepon, kemarin. Meski Kapolres menegaskan bakal memberangkatkan tim. Ia tak menyebutkan waktu pastinya. Badya mengatakan tim tersebut dipimpin langsung Kapolsek Kendawangan AKP Dhani Catra Nugraha, SH, SIK.

“Yang terpenting tersangka tertangkap dulu. Sampai saat ini dugaan kuat mengarah kepada AR,” katanya. Ia menambahkan dari hasil penyelidikan kepolisian belum ditemukan tersangka lain dalam kasus pembunuhan sadis tersebut. Polisi tetap menduga kuat AR aktor tunggal dalam kasus terbunuhnya pasturi tersebut. Dugaan polisi AR sebagai tersangka berdasarkan bukti-butki yang ditemukan petugas serta keterangan saksi-saksi yang mengarah kepada AR, selaku eksekutor. Baik saksi dari warga maupun saksi dari pihak keluarga korban sendiri. “AR merupakan tersangka tunggal,” tegasnya. Terkait motif pembunuhan, Badya mengungkapkan dari hasil penyelidikan polisi, motif pelaku adalah perampokan. Pasalnya perhiasan milik korban raib ketika jasad kedua korban di temukan dalam keadaan mengenaskan. Menurutnya tersangka iri dengan keberhasilan korban di bidang ekonomi. Ia mengatakan korban dan tersangka bukan orang asli daerah setempat. Mereka warga pendatang.

“Dari sisi ekonomi, korban lebih mapan dibanding pelaku ini,” ungkapnya. Kapolres berharap kasus dengan diberangkatkannya tim khusus itu, kasus pembunuhan sadis tersebut dapat terungkap. Pasalnya tak ada saksi yang benar-benar melihat peristiwa berdarah itu. Oleh karena itu, kata Badya, satu-satunya cara untuk mengungkap kasus tersebut adalah dengan menciduk tersangka. “Kuncinya ada pada pelaku (AR, red). Kita berharap kasus ini segera tuntas. Masalahnya sudah agak lama dan ini menjadi perhatian kita,” tandasnya. (har)

Sumber : http://www.pontianakpost.com/

0 komentar:

Posting Komentar